Golkar dan PAN Ubah Peta Koalisi, Prabowo Semakin Kuat dan PDIP Kian Melemah

SURABAYA (POLITIKKITA.COM) Deklarasi Golkar dan PAN terhadap Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengubah peta koalisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Pasalnya, deklarasi itu memperkuat Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut dan melemahkan PDI-Perjuangan yang sudah 10 tahun berkuasa.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) Ahmad Khoirul Umam mengatakan posisi Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) saat ini sedang berada di atas angin. KKIR menjelma menjadi koalisi terkuat di Pilpres 2024 dengan jumlah total dukungan mencapai 46 persen.

Kondisi tersebut menjadi terbalik dengan PDIP yang berada di posisi terakhir dengan kekuatan yang hanya mencapai angka 25 persen. PDIP kalah dari Koalisi Perubahan yang menjadikan Anies Baswedan sebagai capresnya dengan perolehan kursi di Parlemen sebesar 28,35 persen.

“Peta koalisi kini berbalik 180 derajat. PDI-P yang sepuluh tahun memimpin koalisi pemerintahan, kini harus berpuas diri di posisi buncit dengan kekuatan partai pendukung Ganjar sebesar 25 persen,” kata Umam.

Kondisi tersebut membuat bandul politik saat ini lebih condong ke Prabowo sebagai kandidat terkuat memenangkan Pilpres 2024 mendatang. Prabowo menjadi satu-satunya kandidat yang meraih dukungan total melebihi angka 40 persen.

Angka tersebut jauh melebihi ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Meski Umam mengakui bahwa besarnya dukungan koalisi tidak menetukan kemenangan namun hal itu cukup mampu membawa dampak positif di masyarakat Indonesia. Menurutnya, Prabowo hanya tinggal bagaimana memainkan narasi untuk meraih simpati lebih dari masyarakat terutama akar rumput.

“Mencermati dinamika per hari ini, bandul kemungkinan menjuarai pilpres kini lebih berat ke Prabowo,” pungkasnya. (RED)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here